KONSTITUSI APOSTOLIK
“MISSALE ROMANUM”
Constitutio Apostolica “Missale Romanum
lanjutan.....
Liturgi sabda
128. Sesudah doa pembuka (kolekta), semua duduk. Imam dapat menyampaikan pengantar amat singkat agar umat mendengarkan sabda Tuhan dengan baik. Kemudian, lektor pergi ke mimbar dan mewartakan bacaan pertama dari Buku Bacaan Misa yang sudah tersedia di sana sejak sebelum misa. Umat mendengarkannya. Sesudah bacaan, lektor berseru: Demikianlah sabda Tuhan, dan umat menjawab dengan seruan: Syukur kepada Allah.
Tepat sekali bila sesudah bacaan diadakan saat hening sejenak, supaya umat dapat merenungkan sebentar apa yang telah mereka dengar.
129. Sesudah bacaan, pemazmur atau lektor sendiri membawakan ayat-ayat mazmur tanggapan. Umat menanggapi dengan menyerukan / melagukan ulangan.
130. Kalau sebelum Injil masih ada bacaan kedua, lektor mewartakannya dari mimbar. Umat mendengarkannya dan, sesudah bacaan, memberi tanggapan dengan seruan seperti di atas (no.128). Tepat sekali bila sesudah bacaan diadakan saat hening sejenak.
131. Kemudian, semua berdiri dan melagukan bait pengantar Injil dengan atau tanpa alleluya sesuai dengan masa liturgi (bdk.no.62-64).
132. Selama dilagukan bait pengantar Injil, jika dipakai dupa, imam mengisi pedupaan dan memberkatinya. Kemudian, imam mangatupkan tangan, membungkuk khidmat ke arah altar sambil berdoa dalam hati: Sucikanlah hati dan budiku…
133. Jika Kitab Injil terletak di atas altar, sekarang imam mengambilnya dan membawanya ke mimbar, dengan sedikit diangkat. Waktu pergi ke mimbar imam didahului oleh putra altar yang dapat membawa pedupaan dan lilin bernyala. Semua yang hadir menghadap ke arah mimbar, dan dengan demikian menunjukkan penghormatan khusus kepada Injil Kristus.
134. Di mimbar itu, imam membuka Kitab Injil dan sambil membuka tangan berkata : Tuhan sertamu, lalu mengatupkan tangan. Umat menjawab : Dan sertamu juga. Kemudian imam berkata : Inilah Injil Yesus Kristus…Dengan ibu jari imam membuat tanda salib pada Injil yang akan diwartakan, lalu pada dahi, mulut,dan dadanya. Hal yang sama juga dilakukan oleh umat. Umat menyerukan aklamasi : Dimuliakanlah Tuhan. Bila dipakai dupa (bdk.no. 277-278), imam mendupai Kitab Injil. Sesudah itu imam mewartakan Injil, dan sesudah pewartaan, ia melagukan atau menyerukan aklamasi : Demikianlah sabda Tuhan, yang dijawab umat dengan seruan : Terpujilah Kristus. Sesudah itu imam mencium Kitab Injil sambil berdoa dalam hati : Ya Tuhan, karena pewartaan Injil ini, hapuskanlah dosa kami.
135. Kalau tidak ada lektor, imam sendiri membawakan dari mimbar semua bacaan, dan jika perlu juga mazmur tanggapan serta bait pengantar Injil. Kalau dipakai dupa, dimimbar pula ia mengisi pedupaan dan memberkatinya lalu berdoa : Sucikanlah hati dan budiku…sambil membungkuk khidmat.
136. Sambil berdiri di dekat tempat duduk atau di mimbar atau kalau dianggap baik, ditempat lain yang serasi, imam menyampaikan homili. Sesudah homili, dapat dilaksanakan saat hening sejenak.
137. Syahadat dilagukan atau didaras oleh imam bersama-sama dengan umat (bdk.no.68) sambil berdiri. Pada kata-kata Ia dikandung dari Roh Kudus…menjadi manusia seluruh umat membungkuk khidmat; tetapi pada hari Raya Kabar Sukacita dan pada Hari Raya Natal semua berlutut.
138. Kemudian menyusul doa umat yang dipimpin oleh imam dari tempat duduknya. Dengan tangan terkatup,imam mengajak umat mengambil bagian didalamnya. Ujud-ujud doa umat dimaklumkan oleh diakon, solis, lektor atau pelayan yang lain, dari mimbar atau dari tempat lain yang cocok. Umat berpartisipasi dalam doa yang aklamasi sesudah tiap-tiap ujud. Sambil merentangkan tangan, imam mengakhiri rangkaian ujud-ujud itu dengan doa.
Liturgi Ekaristi
139. Setelah doa umat selesai, semua duduk dan kalau ada perarakan persembahan, nyanyian persiapan persembahan dimulai (bdk.no.74).
Akolit atau pelayan awam lain menata korporale, purifikatorium, piala, palla dan Misale pada altar.
140. Dianjurkan agar umat beriman berpartisipasi dalam persiapan persembahan dengan mengantar roti dan anggur untuk perayaan Ekaristi dan persembahan lain untuk keperluan Gereja dan orang-orang miskin. Bahan persembahan umat beriman diterima oleh imam dibantu akolit atau pelayan-pelayan lain. Roti dan anggur untuk Ekaristi diterima oleh imam selebran lalu diletakkan pada altar, sedangkan bahan persembahan lain diletakkan di tempat yang cocok (bdk.no.73).
141. Di altar, imam menerima patena dengan roti dari pelayan yang membantunya, lalu dengan kedua belah tangan mengangkatnya sedikit diatas altar sambil mengucapkan dalam hati doa : Terpujilah Engkau. Setelah itu patena dengan roti diletakkan diatas korporale.
142. Kemudian, imam pergi ke sisi altar. Putra altar menyampaikan ampul berisi anggur, lalu imam menuangkan anggur ke dalam piala. Kemudian putra altar menyampaikan ampul berisi air, lalu imam menuangkan sedikit air ke dalam piala sambil berkata dalam hati: sebagimana dilambangkan….Setelah kembali ke tengah dengan kedua tangan imam mengambil piala, mengangkatnya sedikit di atas altar sambil berdoa dengan suara lembut: Terpujilah Engkau. Lalu piala diletakkan di atas korporale, dan bila dianggap perlu ditutup dengan palla.115
Tetapi, kalau tidak ada nyanyian persiapan persembahan, dan alat musik pun tidak dimainkan, waktu mengangkat roti dan anggur imam boleh mengucapkan rumus Terpujilah Engkau dengan suara lantang, dan umat menanggapinya dengan aklamasi: Terpujilah Allah selama-lamanya .
<<< Sebelumnya [Home] Selanjutnya >>>
[Home] [2] [3] [4] [5] [6] [7] [8] [9] [10] [11] [12] [13] [14] [15] [16] [17] [18] [19] [20] [21] [22] [23] [24][25] [26] [Daftar Singkatan]